terbelalak, kita dianiaya.
aku muak, dirajam tak berdaya.
anjing-anjing laknat menyalak.
melontarkan air liur najis.
kini aku terprovokasi.
ini titik puncak eliminasi.
dikebiri aku tak berdaya.
aku meronta.
tak terperi aku menjerit.
menggema menggenggam langit.
hancur raga, kerdil melawan dunia.
hadapi berjuta cacian.
iblis tertawa, aku dibawa.
terhunus pedang murka.
aku menyelami luka.
memaki dimaki dan kembali memaki.
jalang, laknat, haram, bajingan!.
ada apa ini ?.
kemana kontrol itu ?.
hilang kendali, aku meradang.
satu untuk yang ini.
baru tadi aku tertawa.
menggema distorsi, tak terbatas.
dan sekarang semua berputar terbalik.
hingga satu kembali menyapa.
ini tipu daya, aku kembali tertawa.
kebodohan ini kemana-mana.
membanjiri dunia.
tetap tak bisa ku tebak,
tak bisa kuraba.
ingin, namun tak bisa.
hanya bisa mengikuti.
dimana lagi harus kucari ?.
akankah kembali kudapati ?.
mataku begitu mudah terpedaya.
dibawanya alam fikiran hingga merasuk kehati.
maaf, sumpah serapah ini tak pantas.
aku tak punya nyali juga tak memiliki.
begitu tak tahu arti.
Jumat, 25 April 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
4 komentar:
nahh ini apalagi
masih ngomongin itu???
kayanya bukan tapi
siksaan??
mungkin aja tapi
yang "kemarin" itu lebih dari sekedar pembunuhan karakter
bukan toy!.
yg ini lebih simpel, cman terprovokasi satu hal.
dan gw jadi mikir kalo seluruh penghuni dunia itu mudah diprovokasi.
ini sih cuman elegi cacimaki personal,g lebih.
hmm
lebih umum ya
kata gua setan yang lu bicarain ga jauh-jauh dari "itu".
yah,,,si "itu" berarti jamak. Sangat jamak. dan situasional.haha
dan kayanya emang ga gt jauh dari pikiran gua.
untuk kehidupan selanjutnya
akan ada setan-setan jalang yang lain
mungkin begitu banyak diluar sana
dan kita bersama teman-teman sekoloni membuat rapat meja bundar di tempat tertentu
ayam berkokok di atqas genteng,,
tak merokok tak ganteng,,
bingung gw mau ngomen apa lang?,,
susah banget ngartiin tulisan lu,,
Posting Komentar