Senin, 23 November 2009

malam

panjang, gelap dan gulita. ketika bulan berseri nan jelita dan angin semilir . seolah tak ingin menerjang, meski sekedar menampakan kagagahanya. saat dimana napasku dikotori (munkin) telah jutaan bokong silinder terbakar itu berasapkan putih merasuki rongga pernapasanku, mempecepat denyut jantungku, menghangatkan diriku seluruhnya, membelai alam imajinasiku dan membaur dalam pergaulanku tentu saja mereka tak lupa membakar paru-paruku.

alamku dimana aku ditemani gelas-gelas cafeinku yang lainnya, atau jenis gelas berisi putih, merah juga sebagian lainnya dengan kandungan zat masing-masing. kadang aku merenung akan keagungan Tuhanku, atau bahkan aku dibuatnya terkapar tak sadarkan diri lalu hilang kesadaran. hanya tertawa dan menikmati tertawaanku itu. waktu-waktu hidupku ketika seluruh pikiranku dapat tertumpah dengan jelas. membanjiri ruanganku dimanapun berada. sayang aku tak selalu dapat mengikatkan maknanya di kemudian waktu dengan jelas, sejelas perasaanku yang hening diwaktu gelap.

dan tahukah kaupun, ketika hujan datang menemani gelap ini. dinginnya selalu dan pasti akan terasa hingga ke sendi-sendi badanku meskipun si hujan kecil seolah ragu-ragu menghujam. ketika si hujan seolah ingin berkuasa, dia takkan segan memporak-porandakan nyali para insan, dan gulita itu seolah mengeksploitasi kengeriaan di dalamnya. kejahatan akan nampak begitu suram di waktu ini. dan kebaikan selalu tampil dengan keikhlasan dan jujur di saat ini. begitu indah Engkau ciptakan waktu gelap di alam ini.

ketika lampu begitu temaram hingga jutaan watt terpancar, tak terperi keindahan yang nampak. memayungi semua rekayasa alam ini. hingga aku tak ingin sungkan bergandengan dengan indahnya. sekedar bercerita dengan siapapun orang asing, orang dekat, teman, sahabat, keluarga. semuanya tidak ada pengecualian. meski basa-basi sampai sudut terintim rongga pikiran aku utarakan, aku nyanyikan, aku teriakan, aku tuliskan. aku pijakan kakiku kemanapun naluri berkata, berjingkrak di ruang ramai kebisingan mendengar jutaan watt lainya dalam nama audio, menyendiri atau terpaku kaku ditemani sunyi. apapun aku lepaskan disaat ini. setelah semua perkenalan itu, aku begitu dekat dengan malam. begitu bersahabat. dia selalu melambaikan keindahannya dengan tangan-tangan yang menggoda, tak heran jika aku terperangkap. hingga mata ini sering dibuatnya tak ingin segera terpejam jika hanya sekedar bertemu mimpi dan hari esok.

selalu merasa nyata dalam berpijak di bumi. mungkin rotasi bumi ini terlalu mengarahkan gravitasinya padaku di waktu malam.

Tidak ada komentar: