Jumat, 14 Maret 2008

sekolahku

entah kenapa hari ini aku ingin berbagi cerita tentang sekolahku.
tapi, dari mana aku harus memulainya ?.
haruskah aku gambarkan secara deskriptif ?.


sekolahku berdiri megah di sebuah lahan besar, entah berapa luasnya. karena sepertinya tak ada satu orang pun dari kami-para murid, yang mengetahuinya. mungkin karena begitu megahnya, hingga setiap orang yang menjadi bagian didalamnya nampak merasa enggan untuk menghitungnya. terdiri dari dua lantai dan terbagi menjadi dua bangunan utama. sekolahku berdiri begitu kokoh, menjulang langit. hampir lupa, sekolahku terletak di sebuah komplek. dua bangunan megah tersebut dipisahkan oleh jalan utama komplek. sebelumnya ada halaman utama sekolah dan tempat parkir besar, sebelum jalan utama komplek memisahkan kedua bangunan megah tersebut. begitu besarnya halaman dan tempat parkir itu, hingga pohon-pohon berukuran raksasa tumbuh bebas menghiasinya. juga ada halaman belakang, dengan lapangan sepak bola megah. dan saking megahnya anak-anak disekolahku mengenalnya dengan istilah karbala. yang berarti suatu padang besar nan luas jauh di timur tengah sana.

begitu menginjakan kaki disekolahku nuansa cat kelas atas-bukan cat murahan, membalut setiap lekuk temboknya. ah, aku jadi teringat ketika pertama kali aku berkunjung ke sekolah ini. seseorang yang pertama kali aku temui-yang kini ku kenal sebagai guruku, berkata "kombinasi cat ini hasil penelitian, jadi nantinya setiap pelajar atau pun pengajar akan merasa senang berada di dalamnya(kebetulan waktu itu sekolahku sedang dicat ulang). begitu pun yang lainya, dari metode mengajar hingga waktu istirahat adalah hasil penelitian yang membantu segala aspek pengajaran." itu selalu ku ingat. megahnya sekolahku pun semakin terasa, karena marmer menjadi pilihan utama pengganti ubin, itu untuk lantai bawah saja. karena lantai atas dibalut parket ekslusif dengan catatan : dilarang mengenakan sepatu. tak lupa setiap kelas dipersenjatai dengan sebuah AC, dua jenis bor pun-hitam&putih, menjadi pengawal tetapnya.

impresi pertama, bagi setiap orang yang pertama kali berkunjung ke sekolahku adalah : "luar biasa, berapa banyak ruangan kelas disini?". tetapi, walaupun ruangan sekolahku begitu banyak. karena menijau dari aspek efisiensi, maka hanya beberapa ruangan saja yang sering dipakai-itu pun multifungsi. jadi jika anda berkunjung ke sekolahku, tak usah repot-repot mencari ruangan mana yang selalu penuh dengan riuh anak-anak remaja tanggung yang selalu berbahagia.

lalu, dari mana aku dapat informasi tentang sekolah megah ini ?. jangan tanya betapa ngetopnya nama sekolahku di luar sana. hingga pelajarnya terdapat dari berbagai pelosok daerah negeri ini, bahkan luar negeri !. luar biasa bukan ?. jika ada orang yang bertanya kepadaku,"dimana kamu sekolah ?". tak berapa lama setelah aku menjawab, mereka akan menganalogikan sekolahku dengan matahari. "apa, matahari ?!." pikirku terlalu berlebih mereka menyanjung. matahari terlalu banyak memberikan energi untuk bumi ini. sedangkan sekolahku, mungkin hanya beberapa orang yang kebetulan bejualan di wilayah sekolah saja, hingga mereka memuji sekolahku karena menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga komplek. dengan membuat kantin dan menyediakan kamar kost bagi para pelajar asal luar daerah.

ini yang paling istimewa. tidakkah kalian tahu betapa menggemanya nama baik kepalah sekolahku-ataupun seluruh pengajar dan semua aspek civitas akademika sekolahku, di dunia pendidikan negeri ini ?. dipersenjatai dengan jargon sekolah kami yang mentereng 'sekolah para juara' dan embel-embel kreativitas, intelegensia dan akhlak, luar biasa !. mereka menjadi bahan renungan para pemerhati pendidikan negeri ini. hingga setiap anak yang berjuang mencari ilmu disekolahku mendapat gelar cendikiawan muda. nilai pretisius untuk seorang pelajar.
memulai pelajaran pukul 07.20 tak pernah terlihat para cendikiawan muda yang datang terlambat. hanya beberapa orang yang terlihat rajin bersilaturrahmi dengan guru piket, tepat lima menit setelah bel berbunyi. disana mereka 'numpang' berolah raga. sekedar push-up mungkin-sehat bukan?, begitupun halnya ketika kami melaksanakan shalat dzuhur plus-plus, banyak cendikiawan muda terlihat berolah raga kembali, sekedar berpush-up ria. mungkin karena saking inginnya mereka berolah raga, hingga tempat ibadah dibuat gymnasium, Astaghfirullah!. sebagian lainnya gemar berinfak untuk kaum tidak mampu. karena disekolah kami sangat terkenal istilah subsidi silang, dan memuliakan mustadh affin. hingga kami gemar berinfak dan memuliakan kaum tidak mampu. suatu nilai plus untuk embel-embel yang dulu terasa mubadzir 'kreativitas-intelegensia-akhlak'.

yang tak kan kau dapat di sekolah lain adalah, setiap cendikiawan muda di sekolahku begitu dekat dengan para pengajar, karena disini tidak dikenal siswa dan guru. yang ada hanyalah mitra belajar. suatu konsep agung yang harus dibayar mahal oleh para cendikiawan muda dengan menghargai mitra istimewanya begitu rupa. hingga mereka tidur bersama di suatu tempat kost, masih tetap saling menyapa ketika sama-sama bolos. ups, maap di sekolahku tidak pernah ada yang bolos !. dan saling mengapresiasi hingga kadang-kadang terasa seperti depresiasi. hingga memperkuat kebiasaan berinfaq yang menyebabkan cendikiawan muda yang sedikit menyimpang-tidak shalat dijama' misalnya bisa menukar sanksi dengan nominal antara 50 ribu hingga 8 juta rupiah !. suatu penawaran yang menarik bukan ?.

mungkin itu sebuah garis keturunan yang diturunkan kepala sekolah kami, para penghuni kerajaan surga. keluarga megah pendiri sekolah megah berjargon 'sekolah para juara'. keluarga tersebut menjadi garda depan di sekolahku dan memprakarsai-atau memonopoli aku juga tak tahu, segala hal di sekolahku. bapak negara atau sang kepala sekolah sangat jarang datang ke sekolah ini, saking jarangnya rasanya lebih banyak jumlah hari libur dibanding jumlah kedatangan beliau ke sekolah ini. ah, sudahlah mungkin beliau sibuk mengurusi pendidikan negeri ini, pendidikan negeri lebih utama dari sekolah kami ?. sekolah tercintanya, yang sering membuat air matanya menetes ?. namun, suatu saat ketika beliau datang kita harus mengharu biru penuh tawa perih untuk menyambutnya. mengagungkannya malah!.

kini, ibu negara dan para asistennya yang tampak sering mengunjungi sekolah kebanggaannya. bersama kerabat kenegaraan yang lain. jangan tanya kami apakah ini KKN, karena disini tidak diajarkan. yang aku tahu setiap anggota keluarga dapat menjabat jabatan penting disini. juga mendapat hak ekslusif, hanya itu yang aku tahu, tidak lebih. setahuku ibu negara pun hanya seorang menantu, sampai akhirnya ibu negara, baru-baru ini mempekerjakan para asisten terbarunya. seorang pilot dan dua pramugari berjilbab yang nampaknya umurnya tidak berbeda jauh denganku. para asisten baru itu sangat rajin mengikuti perintah ibu negara. saking rajinnya mereka menambah beban pekerjaan mereka dari tingkat kewajaran. seorang pilot dan dua orang pramugari idealnya hanya berniaga sepanjang perjalanan sebuah pesawat terbang. lain halnya, armada penerbangan yang satu ini amat rajin membersihkan sekolah. hebat bukan ?. alih-alih mengikuti penerbangan, mereka menjadi pelayan eksklusif. cerita pun berlanjut ke tahap berikutnya. jika KKN tidak diajarkan disini, lalu kreativitas-intelegensia-akhlak menjadi landasan. kini sang ibu negara mengajarkan tentang cara memaknai emansipasi wanita. hingga setiap hawa bekesempatan mendapatkan lapangan pekerjaan seluas dan sekeras para kaum adam, seperti kedua pramugari tadi.

begini lengkapnya, mungkin jika R.A. Kartini masih hidup beliau akan tertawa bahagia melihat hasil kerja keras ibu negara. terbahak malah, hingga keluar air mata dan sakit tenggorokannya. dan akhirnya beliau menyesal memperjuangkan emansipasi wanita yang kini membuatnya sakit tenggorokan. betapa tidak, akhir-akhir ini kami para cendikiawan muda mendapat tontonan heroik dari para pramugari tersebut. mereka mengangkat pot-pot tanaman ukuran besar, mencuci toilet pria ketika jam belajar-biasa dipergunakan. hingga mengasuh anak putra kerajaan, dan mengantar beragam jenis makanan. itu semua dibawah perintah ibu negara yang terkenal dengan sifat kepemimpinannya. padahal sebelumnya hanya seorang hercules yang mampu melakukannya, dan kini para wanita tersebut mendapatkan emansipasinya. walaupun sedikit di luar batas estetika.

ah, sudahlah tak usah panjang lebar membicarakan stuktur kepemilikan sekolahku yang ekslusif. ataupun bangunan megah yang menjadi tempat utama ku mencari ilmu. kini kita bicarakan para cendikiawan muda. mereka aktif dan rajin, sesuai dengan jargon 'sekolah para juara : kreativitas-intelegensia-akhlak'. semua kriteria terpenuhi!. luar biasa konsep agung para keluarga kenegaraan diterjemahkan oleh seluruh armada pengajar menghasilkan cendikiawan-cendikiawan muda yang unggul. salah satu kegemaran mereka saat ini adalah bermusik, segala yang berhubungan dengan musik mereka gemari, terutama nasid. nasid yang penuh distorsi, pekat dengan beat drum yang mengguncang membuat para cendikiawan muda dengan senang hati berpogo, berslum dance atau pun sekedar moshing ringan hingga membuat atmosfer moshpit yang sejuk, kental dengan nuansa islami. pernah dengar para nasidstar berikut ini : jim morrison, mick jagger, kirk hammet, thom yorke beserta grup nasid mereka seperti metallica!. atau mungkin nasidstar lokal seperti : ariel, reda, rekti, giring, pasha hingga alm ivan 'scumbag' dengan grup nasid mereka seperti seringai ataupun komunal, cukup familiar bukan?. itulah yang mereka gemari saat ini, menirukan cara berpakaiannya yang islami, segala yang mereka konsumsi hingga potongan rambut dan gaya hidup mereka. mungkin kegemaran akan musik nasid ini adalah efek samping dari kebiasaan para cendikiawan muda membaca dan mempelajari Al-Qur'an sebagai pedoman hidup. dengan qira'at arabic kental yang tidak pernah terlepas dari mulut-mulut mereka yang selalu haus ilmu.


akhirnya, lega rasanya hati ini. bercerita tentang sekolahku, kebanggaan ku!. dengan segala asa yang mengharu biru didalamnya.
ini hanya persepsiku dengan satu persfektif singkat yang amat buruk, dan kita semua punya persfektif berbeda dengan kepala yang berbeda pula.
tanpa ada maksud negatif, mari saling menghargai.

7 komentar:

child mengatakan...

janga lupakan.sekolah ini yang membiarkan saya berdiri siang ini di labkom untuk menulis walau tanpa arah.dan sekolah ini pula yang memaksa saya meminjam uang ke warung di kampus satu hanya karena kartu ujian saya hilang 2 tahun lalu.haha.tampaknya setelah ini kita harus merelakan orang-orang berdiri tegak melebarkan senyum palsunya di gedung pilihan untuk mengatakan "jangan bosen-bosen yang ke muthahhari".kalau boleh saya juga ingin mengatakan "saya ingin mencoba studio band yang masih atau sudah menjadi kenangan pada brosur hingga masuk ke hati".haha.top lah artikel sekolah oleh para cendikiawan muda yang datang terlambat.

garasi kata mengatakan...

hey, jangan kita lupakan.
kita orang pintar dengan otak bersinar hanya perlu semangat untuk mengusir setan!

Anonim mengatakan...

Paaa...
Pengolahan kata ama Pendeskripsiannya mantap...
Sangat persuasif dan deskriptif...
Benar2 menggambarkan seolah S***H adalah sekolah surga yang absolut...

Tapi kawan, ingatlah!
Sekolah ini yang mempersatukan kitan,
Sekolah ini tempat kita bercanda dengan tulisan,
Sekolah ini yang memperkenalkan kita dengan dunia luar.

garasi kata mengatakan...

sip, semua yang kutulis mudah-mudahan mengandung banyak kebenaran.
tanpa unsur manipulatif, yg ingin membuat seseorang terdiskriminasi.
atau membuat satu pihak terdeskreditkan.

tak ada yang bisa ku ingkari dari semua yang kau katakan pija, karena sekolah ini begitu luar biasa!.

bukan begitu ?.

akri mengatakan...

tulisan dengan tema(beda dari yang lu tulis di blog gw) sangat amat menarik banget sekali pisan siah,,
tanpa hiperbola tapi terkesan hiperbola,,

sekar niti wijayanti mengatakan...

kalo boleh kamu tau..kenapa semua orang ingin bersekolah??carilah jwaban itu dalam hatimu..
kalo boleh kamu tau mengapa yang pintar disekolah kadang terkesan lebih aneh daripada kita yang berandal..jawaban itu ada di dalam hatimu,,
jadi kalo seandainya saya tidak datang kesekolah ini..mungkin kita tidak akan pernah saling bertemu..

garasi kata mengatakan...

persfektif kita berbeda,
hanya itu.

dan kita mendapat kesempatan untuk membudidayakannya.
disini, disekolah ini.

tidakkah kau sadari?.
mereka semua disini berkata :
"merdekakan diri anda, setiap orang punya sisi berbeda."

dasar dari tulisan ini, hanya sebuah kemirisan melihat estetika yang dikesampingkan orang-orang berkuasa disini.

mereka semua cendikiawan,
idolaku!dan mungkin juga idolamu juga teman-teman kita semua.

tapi didunia ini pelajar, pemuka agama dan para cendikiawan harus dipisahkan dari kekuasaan.

kekuasaan memisahkan kita dari hati nurani, dan paradigma positif.
kekuasaan menerbangkannya, mengajaknnya berfoya dengan fasilitas yang ada.

begita,qar!. tidak lebih.
sisanya aku selalu bangga dan bahagia mendapat kesempatan sekolah disini.